Senin, 15 November 2010

My diary ~(˘▿˘~) ~(˘▿˘)~ (~˘▿˘)~

Diposting oleh Rima Rachmawati di 18.08 0 komentar
Hello everybody! I miss to write this blog >.< Long time no write in here.. Just want to share to you about my activities during school in senior high school :D 

Let's begin :

Now I enter to new semester that is second semester >.< and I know that it so hard, because many assignment from teachers and we must do it so quickly :3 and then we must study accelerated,

and do you know? 

I'm so tired now, I want to have some rest and holiday. I never do like now, usually after I did my semester test I always tired and must have some rest >.< 
BUT now, I CAN NOT do that! 

But, I always try to do that, to make my parents happy because of me :)

and do you know?

I always afraid if I will demoted to another class, regular class and international class.. Now I'm very happy in my class, acceleration class.. I'm very proud because of that and I'm so proud because I can make my parents proud and happy... 

the story will be continued because I must do my homework >.<

bye all
we will meet at another time :)
I still want to share about my life :)

ƪ(˘⌣˘)┐┌(˘⌣˘)ʃƪ(˘⌣˘)┐ ƪ(˘⌣˘)ʃ ┌(˘⌣˘)ʃƪ(˘⌣˘)┐ ƪ(˘⌣˘)ʃ ┌(˘⌣˘)ʃƪ(˘⌣˘)┐ ƪ(˘⌣˘)
ƪ(˘⌣˘)┐ ƪ(˘⌣˘)ʃ ┌(˘⌣˘)ʃ

Minggu, 14 November 2010

Indonesia Dihantam Bencana

Diposting oleh Rima Rachmawati di 23.18 0 komentar
Luka lama seolah belum kering, namun luka baru mulai menusuk Indonesia kembali, belum selesai permasalaham dan penanganan bencana banjir bandang Wasior, kini Indonesia harus diterjang tsunami di Mentawai dan meletusnya gunung Merapi di Yogyakarta. Semua itu terjadi karena sesuatu hal yang sangat pasti.
Mari kita bahas tentang ketiga bencana tersebut dan penyebab-penyebabnya... 

1. Banjir Bandang di  Wasior, Papua.


    Banjir Bandang adalah banjir di daerah permukaan rendah yang terjadi akibat hujan yang turun terus-menerus dan muncul secara tiba-tiba. Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba.

     
    Mungkin tak pernah terbayangkan bagi warga Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, untuk mengawali pekan dengan bencana. Akibat banjir bandang, Selasa (5/10/2010) malam, tercatat 60 orang tewas dan 50 orang hilang. 

    Bagaimana kronologis kejadiannya? 

    Senin sekitar pukul 08.30, ketika sebagian warga siap-siap beraktivitas, terdengar suara gemuruh bersama datangnya luapan air Sungai Batang Salai yang membelah Wasior, ibu kota Kabupaten Teluk Wondama. Hujan tiada henti sejak hari Minggu sampai Senin dini hari, menyebabkan sungai yang berhulu di Pegunungan Wondiwoy meluap. Selain air dan lumpur, banjir bandang membawa serta bebatuan dan batang-batang kayu berikut akarnya. Akibatnya, rumah-rumah warga di tepi kiri kanan sungai hancur tersapu air.


     
    Warga yang sudah ke luar rumah bergegas menyelamatkan diri ke perbukitan atau daerah yang lebih tinggi. Sementara warga yang masih di dalam rumah tidak semua bisa menyelamatkan diri. Rumah warga yang umumnya semipermanen dari bahan kayu tertabrak dan runtuh. Itulah yang menyebabkan jatuh banyak korban jiwa.


     
    Posko bencana alam di kantor bupati setempat mencatat, sampai Selasa malam, jumlah korban tewas mencapai 60 orang, sementara 50 warga masih dicari.
    Informasi dari posko menyebutkan, di antara 60 orang korban tewas, terdapat tiga anggota polisi dan seorang dokter yang bernama Since Homedong.
    Ratusan warga yang selamat ataupun luka-luka mengungsi ke sejumlah ruangan di kantor bupati yang terletak di daerah perbukitan. Sebagian korban berbaring di teras kantor tersebut. Sesekali mereka mengerang kesakitan karena luka yang diderita akibat terhantam puing-puing rumah yang tergerus banjir. Mereka umumnya belum mendapatkan perawatan medis.

    Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menilai banjir bandang di Kota Wasior, Papua, memang disebabkan oleh kerusakan hutan di kawasan Kabupaten Teluk Wondama. Walhi memperkirakan sekitar 30-40 persen hutan di kawasan Hutan Suaka Alam Gunung Wondiboi dan kawasan Taman Nasional Laut Teruk Cenderawasih mengalami alih fungsi. Akibatnya, Kali Angris dan Kali Kiot meluap dan membawa bencana bagi Wasior.
      

     
    Ada aktivitas penebangan kayu sejak 1990-an. Jadi sudah sekitar 20 tahun ada aktivitas penebangan di sana. Hutan yang ditebang hari ini, bencananya bisa 5-10 tahun mendatang. Itu hukum alam.

    Walhi mencatat pemerintah telah mengeluarkan ijin HPH pada tahun 1990 kepada PT WMT dan PT DMP. Namun, karena penolakan warga hingga berujung pada kerusuhan yang diduga pada pelanggaran HAM, aktivitas penebangan hutan berhenti sementara. Menurut catatan Walhi pula, aktivitas penebangan kembali dilakukan pada tahun 2002. Kali ini aktivitas penebangan hutan berjalan tanpa perlawanan masyarakat karena perusahaan-perusahaan ini sudah mampu membayar ganti rugi kepada warga bahkan membangun kongsi dagang dari hulu sampai hilir.

    PT WMT merupakan pemegang usaha kayu terbesar di papua. Di Teluk Wondama, lokasi perambahannya mencapai 178 ribu hektar. Tercatat pula, lokasi lainnya di Kabupaten Sarni dan Kabupaten Yapen Waropen.
     
    Penilaian ini bukannya tidak berdasar, Walhi mendapati ratusan gelondongan kayu disertai lumpur dan batu besar bertebaran di seluruh Wasior I, Wasior II, Kampung Rado, Kampung Moru, Kampung Maniwak, Kampung Manggurai, Kampung Wondamawi, dan Kampung Wondiboi. Ini menambah fakta bahwa memang kerusakan hutan di wilayah hulu menjadi penyebab utamanya.
      
    2. Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat




      Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.
    Kejadian gempa berkekuatan 7,2 SR dan di ikuti tsunami di kepulauan mentawai menelan banyak korban sedikitnya Ratusan orang meninggal dan sekitar 600 orang hilang akibat gempa dan tsunami di mentawai tersebut, Angka korban tsunami Mentawai sebenarnya belum final dan sejumlah sumber mencatat berbeda. Namun Gubernur mengambil aman dengan mengambil data paling besar untuk antisipasi penanganan di lapangan Sementara itu data dari Posko BPBD Kecamatam Pagai Utara-Selatang mencatat 80 orang korban tewas. Sedangkan NGO Mentawai Yayasan Citra Mandiri (YCM) hingga sore tadi mencatat 81 korban tewas.
    Menurut Rapot Simanjutak aktifis YCM yang sedang berada di Pagai Utara, kemungkinan korban bisa bertambah karena ternyata banyak kampung-kampung yang tersaputsunami.
    Di Muntei desa Betumonga, Pagai Utara ada 58 mayat yang ditemukan dan belum dikubur, jumlah jiwa di sana 307 orang dan yang hidup tidak sampai 100 orang lagi.
    Berikut ini kronologi Awal mula terjadinya sunami mentawai berawal dari gempa berkekuatan 7,2 skala Richter (7,7 SR versi USGS) mengguncang kawasan Mentawai, Sumatera Barat, pada pukul 21.42 WIB, dimana gempa tersebut dinyatakan berpotensitsunami, kemudian pada sekitar pukul 22.38 WIB, peringatan tsunami dicabut dan dinyatakan nihil.
    Akan tetapi Seorang warga Australia melaporkan menjadi saksi peristiwa tsunami yang diperkirankan setinggi tiga meter yang terjadi setelah gempa Mentawai. Warga australi tersebut bernama Rick Hallet yang kemudain membuat kesaksian kepada Nine Network dia berkata saat tsunami mentawai terjadi dia berada di kapal carteran yang mereka sewa untuk surfing saat dinding air berwarna putih menggulung mereka di perairan Pulau Mentawai, sekitar pukul 22.00 WIB.
    Seperti pengakuan yang dimuat SkyNews Australia, Selasa 26 Oktober 2010, dimana gelombang hebat tersebut menyapu sebuah perahu lain ke arah kapal mereka, menabrakkannya, dan menyebabkan ledakan sehingga mengakibatkan munculnya bola api di bagian belakang kapal.

    Hallet mengaku, ia memerintahkan semua orang pergi ke dek teratas, melemparkan benda apapun yang bisa mengapung seperti papan selancar kemudian mereka terjun ke laut.
    Beberapa tamu terbawa 200 meter ke arah pulau dan tinggal di atas pohon hingga diselamatkan perahu lain 90 menit kemudian, itulah awal mula terjadinya Tsunami mentawai dimana hingga saat ini data korban yang meninggal sudah mencapai 311 orang dan sampai sekarang jumlah korban tersbut kemungkinan besar masih akan bertambah karena daftar orang yang dinyatakan hilang karena tsunami dan gempa mentawi tersebut diperkirakan masih berjumlah 400 orang
    3. Gunung Merapi Meletus di Yogyakarta
     
    Merapi dengan ketinggian puncak 2.968 m adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
    Peningkatan status dari "normal aktif" menjadi "waspada" pada tanggal 20 September 2010 direkomendasi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta. Setelah sekitar satu bulan, pada tanggal 21 Oktober status berubah menjadi "siaga" sejak pukul 18.00 WIB. Pada tingkat ini kegiatan pengungsian sudah harus dipersiapkan. Karena aktivitas yang semakin meningkat, ditunjukkan dengan tingginya frekuensi gempa multifase dan gempa vulkanik, sejak pukul 06.00 WIB tangggal 25 Oktober BPPTK Yogyakarta merekomendasi peningkatan status Gunung Merapi menjadi "awas" dan semua penghuni wilayah dalam radius 10 km dari puncak harus dievakuasi dan diungsikan ke wilayah aman. Erupsi pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB tanggal 26 Oktober. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km dan disertai keluarnya awan panas yang menerjang Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman dan menelan korban 43 orang, ditambah seorang bayi dari Magelang yang tewas karena gangguan pernafasan.
    Sejak saat itu mulai terjadi muntahan awan panas secara tidak teratur. Mulai 28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB. Selanjutnya mulai teramati titik api diam di puncak pada tanggal 1 November, menandai fase baru bahwa magma telah mencapai lubang kawah. Namun demikian, berbeda dari karakter Merapi biasanya, bukannya terjadi pembentukan kubah lava baru, malah yang terjadi adalah peningkatan aktivitas semburan lava dan awan panas sejak 3 November. Erupsi eksplosif berupa letusan besar diawali pada pagi hari Kamis, 4 November 2010, menghasilkan kolom awan setinggi 4 km dan semburan awan panas ke berbagai arah di kaki Merapi. Selanjutnya, sejak sekitar pukul tiga siang hari terjadi letusan yang tidak henti-hentinya hingga malam hari dan mencapai puncaknya pada dini hari Jumat 5 November 2010. Rangkaian letusan ini serta suara gemuruh terdengar hingga Kota Yogyakarta (jarak sekitar 27 km dari puncak), Kota Magelang, dan pusat Kabupaten Wonosobo (jarak 50 km). Hujan kerikil dan pasir mencapai Kota Yogyakarta bagian utara, sedangkan hujan abu vulkanik pekat melanda hingga Purwokerto dan Cilacap. Pada siang harinya, debu vulkanik diketahui telah mencapai Tasikmalaya, Bandung, dan Bogor
    Bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin juga mengancam kawasan lebih rendah setelah pada tanggal 4 November terjadi hujan deras di sekitar puncak Merapi. Pada tanggal 5 November Kali Code di kawasan Kota Yogyakarta dinyatakan berstatus "awas"
    Literatur:
    http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapi 
     
     

    This is My World Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez